Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

B. Langkah langkah metode ilmiah

1. Observasi

Observasi merupakan kemampuan mendeskripsikan(menguraikan ciri-ciri) suatu objek beserta perubahannya atas fakta-fakta yang diperoleh. Observasi merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang dalam penyelidikan ilmiah. Dengan observasi maka semua informasi yang ada pada suatu gejala alam dapat diperoleh untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimilikinya.
metode ilmiah
Scientific method

Secara umum observasi dapat dibagi menjadi dua:

a. Observasi kualitatif

Observasi kualitatif adalah jenis observasi yang dilakukan secara langsung menggunakan alat-alat indra seperti warna, gerak, bentuk, suara, bungi rasa, perabaan permukaan objek, dan indra penciuman.

b. Observasi kuantitatif

Observasi kuantitatif merupakan observasi tidak langsung yang menggunakan alat bantu seperti penggaris, neraca, thermometer, kertas lakmus, dan timbangan. Hasil dari observasi kuantitaif berupa angka dan tidak subjektif.

Menurut pelaksanaan, obsorvasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu
a. Observasi partisipasi: observasi dimana peneliti ikut berpartisipasi pada aktifitas yang sedang diamati.
Observasi partisipasi dibagi menjadi dua yaitu
    1. Partisipasi sebagian: dimana observer tidak melibatkan diri sepenuhnya. Hanya pada saat tertentu saja pada saat pengambilan data dianggap perlu
    2. Partisipasi penuh: observer melibatkan diri sepnuhnya ke dalam objek pengamatan atau penelitiannya

b. Observasi non partisipasi: observer tidak meibatkan diri ke dalam objek. Observer mendapatkan gambaran tentang objek yang sedang ditelitinya melalui pengamatan tidak langsung

Beberapa syarat yang perlu dipahami dalam menggunakan metode observasi
  1. Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data oleh karena itu perlu dilakukan dengan cermat, jujur dan objektif, serta terfokus pada data yang relevan
  2. Dalam menentukan variabel harus mengingat bahwa semakin banyak objek yang diamati semakin sulit proses pengamatan dan hasilnya juga akan semakin rumit namun akan menghasilkan data yang sangat kompleks
  3. Sistem dan prosedur yang dilakukan dalam pengamatan harus bedasarkan panduan yang tersedia.
  4. Agar pelaksanaan observasi lancar maka harus dibuat catatan catatan terhadap data yang dikumpulkan.

Pencatatan hasil observasi dilakukan dengan mengisi formulir dengan maksud:
  1. Mencatat segala kejadian, proses social, atau gejala yang muncul yang didapatkan di lapangan
  2. Memudahkan penelitian dalam merekam kejadian proses yang terjadi
  3. Dapat diformulasikan kembali sehingga dapat menggambarkan suatu keadaan
Pencatatan observasi akan lebih mudah jika dibantu dengan video, perekam suara, atau kamera sehingga dapat terdokumentasikan dengan baik sehingga memudahkan dalam membuat gambar, grafik, tabel, ataupun diagram

2. Menentukan dan merumuskan masalah

Perumusan masalah dilakukan setelah melakukan observasi. Perumusan masalah digunakan untuk membatasi objek penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan masalah berisi kalimat yang mempertanyakan hubungan dua variabel atau lebih. Sehingga rumusan masalah berupa kalimat tanya.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah-masalah yang sudah dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan tentang pengaruh apa yang akan diberikan oleh variabel manipulasi terhadap respon. Hipotesis dirumuskan dengan kalimat pernyataan.

4. Merancang eksperimen

Eksperimen adalah percobaan yang harus dilakukan untuk menguji hipoteis yang sudah dibuat. Dalam perancang penelitian harus dijabarkan mengenai metode yang digunakan, alat dan bahan, teknik analisis data yang digunakan.

5. Pelaksanaan eksperimen

Pelaksanaan eksperimen dapat berjalan dengan baik jika perancangan eksperimen sudah dilakukan dengan baik pula. Pelaksanaan penelitian adalah proses peneilitian yang menghasilkan data-data eksperimen yang dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang sudah dirumuskan.

6. Pelaporan penelitian

Setelah dilakukan penelitian maka akan dirumuskan suatu kesimpulan yang akan menjadi konsep teori. Secara keseluruhan pelaporan penelitian berisi tentang rumusan masalah hingga hasil akhir dari seluruh proses penelitian. Mengkomunikasikan hasil penelitian dapat dilakukan secara tertulis dan lisan dalam bentuk penyampaian data-data, analisis hasil penelitian, dan kesimpulan yang didapatkan.

Contoh metode ilmiah

No
Metode ilmiah
Penerapan
1
Observasi
Anda melihat bahwa tumbuhan mangrove dapat bertahan hidup pada kondisi air asin, dan tanah yang berlumpur
2
Perumusan masalah
Apakah yang menyebabkan tumbuhan mangrove dapat bertahan hidup pada kondisi air asin?
3
Penyusun kerangka berfikir
Membaca teori mengenai tumbuhan mangrove, berbagai jenis tanah, dan struktur tumbuhan mangrove, serta fisiologis tumbuhan mangrove
4
Penarikan hipotesis
Tumbuhan mangrove dapat bertahan hidup pada kondisi air asin dikarenakan adanya struktur daun yang yang mampu mengeluarkan garam dari tubuhnya
5
Eksperimen/pengujian hipotesis
Melakukan eksperimen dengan cara mengambil daun mangrove untuk kemudian di lakukan pengamatan dibawah mikroskop untuk mengetahui benar tidaknya bahwa tumbuhan mangrove memiliki struktur daun yang mampu mengeluarkan garam dari tubuhnya dengan melakukan sayatan melintang dan juga sejajar pada daun. Hasil menunjukkan bahwa tumbuhan mangrove ternyata memiliki struktur yang berbeda dengan tumbuhan pada umumny dimana tumbuhan mangrove memiliki suatu kelejar di daunnya yang mampu mengeluarkan garam berlebih dari tubuh tumbuhan mangrove
6
Penarikan kesimpulan
Tumbuhan mangrove dapat bertahan hidup dikarenakan memiliki struktur daun yang berupa kelenjar yang dapat mengeluarkan kadar garam berlebih dari dalam tubuhnya.

Tugas Kelompok: Buatlah contoh sederhana mengenai metode ilmiah seperti diatas dari mulai observasi sampai penarikan kesimpulan

Posting Komentar untuk "Langkah-Langkah Metode Ilmiah"