Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ayo Budayakan Menulis

Judul asli: Merajut Nusantara bagian 2 (Ayo budayakan menulis)

budayakan menulis
Seorang Habaib senior kebetulan beliau seorang mursyid beberapa thoriqoh, Hafidz Quran, Jamaahnya banyak, ahli ceramah, berpesan dengan menceritakan kekurangan dan kelebihanya.
Satu hal yang saya kurang bisa menguasai disiplin ilmu yang itu ketika saya sadari sangat berpengaruh terhadap peradaban, bisa mengubah sejarah, bisa menghipnotis orang, bisa menetralisir doktrin, bisa menyatukan umat, bisa menjadikan solusi obat bagi saudara-saudara kita yang menghadapi masalah, dan juga memberikan pencerahan terhadap hati yang gersang, serta bisa menggiring kepada syurgaNya.

Tapi disisi lain ketika disalah gunakan disiplin ilmu ini bisa menghancurkan, bisa mengacaukan, bisa menyesatkan, bisa menggiring umat kedalam neraka jahanam. Ilmu itu adalah “MENULIS”
Ketika saya sadar usia saya sudah tua, mau belajar menulis susah, hingga saya menyampaikan ilmu hanya dengan lisan, dan menafsirkan kitab2 klasik yang bertumpuk di almari itu.

Hikmah:

  1. Menulislah atau belajarlah untuk menulis dalam bentuk buku, artikel, dengan kalimat-kalimat yang syarat dengan makna, walau berbentuk status sekalipun.
  2. Satu orang yang membaca ketika dia menularkan ke sahabat-sahabatnya maka temanya juga akan menularkan yang positif, sehingga akan terbentuk mata rantai informasi yang positif bertaburan. Itulah cahaya kebenaran yang membawa energy positif yang akan berdampak positif.
  3. Tahukah kita bahwa sejarah/ sejarah berubah karena budaya menulis terbengkalai, peradaban terputus karena generasi dimasa lalu dimana saat itu tidak punya data tertulis. Hal itu wajar karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mendata.
  4. Bayangkan kalau disetiap sudut kota, kampung, dan disekitar kita terdapat slogan-slogan, kata-kata hikmah, dispanduk, baliho, desain, TV berikut ini, tembok-tembok, dsb.. orang akan mudah mendapatkan pencerahan dimana saja, kapan saja.
“Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso” “Becik ketitik olo ketoro,” “Ajining diri dumunung ing lathi, “

BAHASA JAWA

Begitu tingginya peradaban jawa, bahasanya bertingkat dan berlapis menurut siapa lawan bicaranya.
mengajarkan kemuliaan yg tinggi, Tidak ada bahasa lain yang sepadan dengan kompleksitas dari bahasa jawa. ini adalah sebagai bukti peradaban tertua. Sehingga ketika ada istilah/falsafah yg berkaitan dengan Nusantara. kembalikan makna kepada bahasa asli yang tertua ini.

Harus merujuk ke bahasa aslinya agar makna tudak berubah, agar sejarah nusantara kembali lurus. Misalkan pancasila, dari kata ponco yg berarti 5, menggunakan bahasa jawa asli, walaupun diluaran banyak diaku import. Tapi setidaknya kita punya rujukan sendiri sebagai upaya pelestarian bahasa, dan sejarah asli.

Ketika ketemu aktifis yang mengajak ke Quran dan hadist, selalu saya tanyakan beberapa hal:

  1. Ajaklah mereka berfikir dan diskusi. Karena semua dalam proses pencarian kebenaran. Butuh informasi yang benar, butuh langkah yang benar, butuh kesabaran, butuh waktu untuk paham sesuatu Dan butuh ketlatenan. Kalaupun saat ini belum bisa menerima bisa jadi dilain waktu. Atau bahkan diam-diam mulai berfikir.
  2. Siapa imamu? Banyak sekali akan kita temui bermacam macam jawaban dari ormas-ormas yang berbeda itu.Ada yang menyebut imamnya dijawa barat, betawi, imamnya dipalestin, ada yang di iraq, ada yang disaudi,

    Suatu saat ketemu sahabat di dinas transmigrasi dibagian ngurus pasport, dari postur badanya kelihatan sekali kalau orang itu aktifis ormas tertentu. Setelah diskusi muter-muter saya pancing dia menjawab kalau pusatnya di India, setiap anggota yang sudah senior memiliki pasport ke luar negeri, bahkan ada yang berguru ke pakistan.

    Diskusi menarik karena orang itu selalu mengutip hadist-hadist yang populer dikalangan aktifis. Saat tidak sengaja dia singgung hadist akhir zaman. langsung saya tanya “Kenapa imam ditempatmu memilih india, bukankah ada hadist yang menyatakan akhir zaman islam tinggal Makah dan Madinah?”
  3. Di dunia ini ada jutaan hadist, diantaranya ada yang asli, ada yang ditambahi/dikurangi, bahkan ada yang bikinan, atau bahkan tafsirnya bermasaah. lalu bagaimana cara ditempatmu untuk mensinkronkan sesama anggota jamaahmu. Kemudian setelah itu bagaimana cara mengantisipasi ketika keluar jamaahmu yang disana ada banyak sekali perbedaan. Adakah standar baku yang bisa menjadi solusi seluruh perpecahan di dunia. misalnya tafsir baku yang sudah di diskusikan berbagai kalangan untuk satu kesatuan, atau standar induk hadist yang sudah di diskusikan berbagai kalangan untuk satu tujuan yang utuh. atau masih sepihak saja.
  4. Andaikan ada seseorang yang lebih pantas memimpin, atau ditaati, atau pantas didepan.Karena secara ilmu memang dia pantas didepan bagaimana respon pemimpinmu, apakah akan mempersilahkan orang itu untuk mengambil alih, atau tetap akan kukuh dengan alasan harus orang lama yang memimpin.
Sebab jika semuanya ormas berpedoman siapa yang lebih mampu boleh didepan, maka yang baik InsyaAllah akan bersatu semuanya. Karena inilah inti ajaran quran-dan hadist yaitu mengedepankan akhlaqul karimah dengan rendah hati.Tetapi jika mengandalkan keputusan sepihak maka akan terus bergesekan, berbenturan dan perpecahan tidak akan perah ada solusi.

Inti ajaran islam adalah mendidik untuk berahklak mulia.

Kuatkan imanmu terlebih dahulu sebelum memutuskan terjun kedunia Dakwah dan perjuangan,
Iman bersemayam didalam hati,
hati itu tidak terlihat,
tapi dia akan sangat menentukan ending dari perjuanganmu.
Tanamkanlah ilmu hati sedalam dalamnya
karena dia ibarat sumur yang dalam akan menghasilkan sumber air yang tidak terbatas,
Ibarat pohon yang akarnya dalam sementara batangnya tinggi menjulang,
rantingnya banyak,
daunya rimbun,
dan buahnya banyak.
Ketika ilmu hati yang kau tanamkan dalam dirimu merasuk dalam sanubarimu maka engkau takan mudah goyah oleh terpaan angin,
tidak akan mudah terombang ambing oleh keadaan, tidak akan mudah mengeluh, tidak akan mudah putus asa.
kedalaman ilmu hati akan membuat hatimu lapang, saat lapang dada maka engkau akan dapati beribu jalan yang engkau bisa lewat menuju cita-citamu.

Ketika imanmu tipis lalu engkau terjun kedunia dakwah,
maka kuda-kuda kakimu akan mudah goyah oleh terpaan angin,
akan mudah disuap,
gila pujian,
dan akan mudah diajak berkhianat,
mudah tertipu oleh kamuflase,
Masih ingat perang gerilya yang terjadi dinusantara PERANG DIPONEGORO

Perjuanganya terhenti karena dikianati oleh Temannya sendiri yang gila akan pujian, harta, dan duniawi.

Orang jawa asli dipelajari oleh belanda tentang kelemahanya yaitu dijunjung, ditinggikan, diagungkan, lalu lupa akan tipudaya.maka Berhati-hatilah dengan PUJIAN, Pujian makhuk adalah jebakan yang bisa menjatuhkan.

By Patsus Setiya Biro Yogyakarta

dikutip dari : Patriotgaruda


1 komentar untuk "Ayo Budayakan Menulis"

Mohon untuk tidak meninggalkan live link