Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun

Beberapa sistem tubuh membantu mempertahankan tubuh terhadap berbagai bahaya – seperti sinar ultraviolet matahari, panas berlebihan, zat kimia beracun, kerusakan fisik, dan ancaman mikroorganisme, seperti bakteri dan virus. Namun demikian, sistem imunitas, bersama sistem limfatik, adalah cara perlindungan tubuh yang utama dari serangan.

Sistem limfatik merupakan bagian pelengkap dari sistem imunitas dan berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Bagian aktif sistem ini adalah cairan limfa, yang awalnya berupa cairan intertisial yang terkumpul dari sel-sel di seluruh tubuh.

Cairan itu mengalir ke jejaring kapiler kecil di sela-sela jaringan yang kemudian menyatu dan membentuk pembuluh yang lebih besar yang disebut limfatik (pembuluh limpa). Nodus limfa (kelenjar limfa) adalah daerah penyaring dan penyimpan dalam sistem ini, dan tersebar di sepanjang jalur limfa.

Tidak seperti darah, limfa tidak dipompa; limfa mengalir secara pasif saat pembuluh limfa ditekan oleh kontraksi otot sekitar sewaktu bergerak. Cairan limfa masuk ke peredaran darah melalui vena subklavia kiri dan kanan.

Organ limfoid, meliputi timus dan limfa, dan jaringan limfoid, seperti tonsil dan palak peyer, melengkapi seluruh sistem. Organ limfoid mengandung sejumlah besar sel darah putih khusus, terutama limfosit, yang melindungi tubuh dari benda asing seperti serang mikroorganisme.

Sistem Imun

1. Sistem Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif

Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara yang sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik. Sistem imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit.

Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :

a. Pertahanan Fisik / Mekanis

Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.

b. Pertahanan Biokimia

Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh lambung, air susu, dan saliva.

c. Pertahanan Humoral

Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem Komplemen.

d. Pertahanan Selular

Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-sel tersebut ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem imun non-spesifik yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan pada jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.

2. Sistem Imun Spesifik / Adaptif

Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk menimbulkan respon.
sistem imun
sistem imun
Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat. Sistem imun ini dibagi menjadi 2 :

a. Sistem Imun Spesifik Humoral

Yang paling berperan pada sistem imun spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B. Sel B ini berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh kita dari infeksi ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya.

b. Sistem Imun Spesifik Selular

Pada sistem imun ini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal dari sumsum tulang, namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini adalah melawan bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+, dan Ts (Th3).

Mekanisme Respon Imun

Ketika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 lapis pertahanan sistem imun. Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik terutama fisik/mekanis, biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan mencegah masuknya mikroba masuk ke dalam tubuh.

Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah mikroba yang berhasil masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkannya.

Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesifik yang telah dibahas di atas. Ini akan menangani mikroba yang masih belum ditangani olehsistem imun non-spesifik.



Baca Juga

Posting Komentar untuk "Hubungan Erat Antara Sistem Limfatik dengan Sistem Imun"