Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Patogenesis Penyakit Pneumonia

Pneumonia dalam kehamilan merupakan penyebab kematian non obstetri terbesar setelah penyakit jantung. Oleh karena itu pneumonia harus segera di dalam kehamilan, segera dirawat dan diobati secara intensif untuk m( timbulnya kematian janin/'ibu, terjadinya abortus, persalinan prematur atau ks dalam kandungan. Pneumonia dapat disebabkan oleh virus, bakteri maul kimia.

Untuk keperluan diagnostik dan pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, antara lain:


  1. foto toraks anterior posterior dan lateral;
  2. pemeriksaan gas darah (darah arterial);
  3. sputum diambil dan diperiksa menurut pulasan gram, dan dibiak;
  4. darah diambil, juga dibiak

Pengobatan: penderita diistirahatkan dalam keadaan berbaring, diberi 02 memberikan obat-obat yang sifatnya narkotik atau menahan batuk. Diberiob antipiretika untuk menurunkan suhu badan penderita, koreksi kelainan el, atau gas darah bila ada, berilah antibiotika, karena sering kali pneumoni disebabkan oleh virus atau zat kimia disertai pula oleh infeksi kuman-kt Pada pneumonia aspirasi karena masuknya isi lambung ke dalam paru-paru sering dijumpai setelah pemberian anestesi pada saat persalinan atau operas penanganannya adalah sebagai berikut.
Gejala, Diagnosis, Etiologi, Faktor Resiko dan Komplikasi Penyakit Pneumonia
Gejala, Diagnosis, Etiologi, Faktor Resiko dan Komplikasi Penyakit Pneumonia
Segera dipasang tabung endotrakeal dan dilakukan pengisapan, kalaL dilakukan bronkoskopi bila partikel yang masuk terlalu besar. Oksigen di) dan gas darah arterial diperiksa berulang-ulang; segera dilakukan koreksi E kelainan, dan pernapasan dibantu dengan alat ventilator. Diberi aminopilin IN mcncegah bronkospasmus, 4 6 mg/kg dalam 15-30 menit. Berikan kortiku dosis tinggi sepera hidrokortison 1 gram i.v. dalam 24 jam yang diberikan dalam empat kali per hari yaitu tiap 4-6 jam.


Jenis-jenis pneumonia

Pneumonia terbagi dalam berbagai jenis berdasarkan dengan penyebab, natomik, dan berdasarkan asal penyakit ini didapat. Seperti dijelaskan berikut ini :
1. Berdasarkan penyebab :

  • Pneumonia Lipid
  • Pneumonia Kimiawi
  • Pneumonia karena extrinsik allergic alveolitis
  • Pneumonia karena obat
  • Pneumonia karena radiasi
  • Pneumonia dengan penyebab tak jelas (Dasar-dasar ilmu penyakit paru, 2006)

2. Berdasarkan Anatomik :

  • Pneumonia Lobaris: Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris
  • Pneumonia Interstisial: Merupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar.
  • Bronchopneumonia: Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus (A. Aziz Alimul Hidayat :2006)

3. Berdasarkan asal penyakit :

  • Pneumonia komunitas atau community acquired pneumonia, adalah pneumonia yang didapat dari masyarakat.
  • Pneumonia nosokomial atau hospitality acquired pneumonia yang berarti penyakit itu didapat saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan.

Etiologi

Pada masa sekarang terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA (Infeksi Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan di berikan.

Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda antar Negara, antara suatu daerah dengan daerah yang lain pada suatu Negara, maupun bakteri yang berasal dari lingkungan rumah sakit ataupun dari lingkungan luar. Karena itu perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.

Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi antara lain :

1. Bakteri

Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gram-negatif seperti : Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae.

2. Virus

Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chicken-pox cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herves simpleks, Virus sinial pernapasan, hantavirus.

3. Fungi

Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis, histoplasma kapsulatum.
(hhtp:/medicastore.com/med/subkategori_pyk.Php,2007).

Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh bahan-bahan lain/non infeksi :

  1. Pneumonia Lipid : Disebabkan karena aspirasi minyak mineral
  2. Pneumonia Kimiawi : Inhalasi bahan-bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti berillium
  3. Extrinsik allergic alveolitis : Inhalasi bahan debu yang mengandung alergen seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada ampas debu di pabrik gula
  4. Pneumonia karena obat : Nitofurantoin, busulfan, metotreksat
  5. Pneumonia karena radiasi
  6. Pneumonia dengan penyebab tak jelas. (Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, 2006)

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:

  1. virus sinsisial pernafasan
  2. adenovirus
  3. virus parainfluenza
  4. virus influenza

Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui :

  • Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
  • Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
  • Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.


faktor resiko

Faktor-faktor resiko terkena pneumonia, antara lain: Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.

Selain faktor-faktor resiko diatas, faktor-faktor di bawah ini juga mempengaruhi resiko dari pneumonia :

  1. Individu yang mengidap HIV
  2. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang
  3. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung
  4. Karena muntah air akibat tenggelam
  5. Bahan yang teraspirasi

patofisiologi

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.

manifestasi klinik/ tanda dan gejala

Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa). Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Tanda dan Gejala berupa :

1. Batuk nonproduktif
2. Ingus (nasal discharge)
3. Suara napas lemah
4. Retraksi intercosta
5. Penggunaan otot bantu nafas
6. Demam
7. Krekels
8. Cyanosis
9. Leukositosis
10. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
11. Batuk
12. Sakit kepala
13. Kekakuan dan nyeri otot
14. Sesak nafas
15. Menggigil
16. Berkeringat
17. Lelah.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :
1. kulit yang lembab
2. mual dan muntah
3. kekakuan sendi.

KOMPLIKASI

Komplikasi dari pneumonia adalah sebagai berikut :
1. Empisema
2. Gagal nafas
3. Perikarditis
4. Meningitis
5. Hipotensi
6. Delirium
7. Asidosis metabolik
8. Dehidrasi

Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan pneumonia adalah sebagai berikut :

  1. Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal melalui pemberian kompres.
  2. Latihan bentuk efektif dan fisiotheraphy paru.
  3. Pemberian oksigenasi (oksigen 1-2 liter/menit).
  4. Mempertahankan kebutuhan cairan (IVFD dektrose 10% : NaCl 0,9%).
  5. Pemberian nutrisi, apabila ringan tidak perlu diberikan antibiotik tetapi apabila penyakit berat dapat dirawat inap, maka perlu pemberian antibiotik berdasarkan usia, keadaan umum, kemungkinan penyebab, seperti pemberian Ampisilin dan Kloramfenikol.
  6. Penatalaksanaan medis dengan cara pemberian pengobatan


pencegahan

Menurut profesor Cissy, kunci pencegahan pneumonia yang penting menurut dia adalah pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, imunisasi, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak, karena ASI mengandung nutrien, anti oksidan, hormon dan antibody yang dibutuhkan anak untuk tubuh, berkembang dan membangun sistem kekebalan tubuh.

Menurut Profesor Sri Rejeki, mencegah kematian anak akibat pneumonia melalui 2 cara yakni mencegah perkembangan infeksi dan komplikasi pneumonia dengan penyakit lain seperti campak dan pertusis, lebih lanjut ia menjelaskan kematian akibat pneumonia bisa dikurangi dengan menerapkan upaya pencegahan sekaligus pengobatan.

Selain 2 cara diatas, beliau juga mengatakan cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi pneumokokus melalui pemberian vaksin pneumokokus konjugasi (PCV-7) kepada bayi. Pemberian ini pada bayi usia 4 bulan dari 6 bulan serrta diulang lagi pada usia 12-15 bulan agar melindungi anak dari infeksi pneumokokus.

Menurut laporan unicef lebih dari 1 juta jiwa anak akan bisa diselamatkan bila intervensi pencegahan dan penanganan pneumonia diterapkan secara universal. Sekitar 600 ribu nyawa anak setiap tahunnya juga bisa diselamatkan melalui penanganan antibiotik yang biayanya sekitar 600 juta dolar AS.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pneumonia dapat dicegah dengan

cara-cara sebagai berikut :
1. Memberikan ASI ekslusif
2. Mencegah perkembangan infeksi
3. Mencegah komplikasi pneumonia dengan penyakit lain
4. Menggunakan penanganan antibiotik



Posting Komentar untuk "Patogenesis Penyakit Pneumonia"